Minggu, 10 April 2016

PERTEMUAN 2 : KOMUNIKASI INTRAPERSONAL, KOMUNIKASI INTERPERSONAL & KOMUNIKASI BERMEDIA


KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Sedangkan  menurut  Nina  (2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir. Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.

      Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.

        Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder) melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik (feedback) terhadap pesan tersebut.
Adapun proses komunikasi intrapersonal adalah sebagai berikut:
Ø  Sensasi  
      Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.

Ø  Asosiasi
     Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi.  Thorndike  seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa  terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:


a)      Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan respons sering terjadi, asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
b)      Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
c)      Dari pendapat Thorndike ini , kita dapat mengetahui bahwa sering terjadinya pengalaman yang terjadi terhadap suatu peristiwa, maka semakin menguatkan asosiasi dan pada gilirannya akan semakin menguatkan sensasi kita terhadap peristiwa tersebut. Selain itu penguatan asosiasi juga terbentuk karena akibat dari suatu peristiwa (asosiasi stimulus dan respon).


Ø  Persepsi
      Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.

Ø  Memori
     Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
a)      Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit syaraf internal.
b)      Penyimpanan (storage) yang menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif.
c)      Pemanggilan (retrieval), yang dalam sehari-hari disebut mengingat kembali adalah menggunakan informasi yang disimpan.

Ø  Berpikir
      Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan.  Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).

      Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
a)      Keputusan merupakan hasil berpikir, dan merupakan hasil usaha intelektual.
b)      Keputusan merupakan pilihan berbagai alternatif.
c)      Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

Adapun faktor-faktor personal yang sangat menentukan terhadap apa yang diputuskan, antara lain:
a. Kognisi.
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
b. Motif.
Biasa disebut konatif/konasi, dorongan, gairah yang amat memengaruhi pengambilan keputusan.
c. Sikap.
Disebut juga afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.

TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
1. PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar manusia.
2. Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan komputer.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
3. Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan memori.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Menurut beberapa ahli komunikasi intrerpersonal dijabarkan sebagai berikut:
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adlah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Menurut Burgon & Huffner (2002), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual.
Kesimpulannya komunikasi intrapersonal adalah proses penukaran informasi atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang secara langsung sehingga komunikan dapat melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh lawan biacaranya secara verbal maupun non-verbal.
Pada hakekatnya komunikasi interpersonal menurut Effendi adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap oleh Effendi adalah komunikasi yang efektif dalam upaya megubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, apakah respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Ada beberapa tujuan dalam komunikasi interpersonal, 6 diantaranya sebagai berikut:
1. Menemukan personal atau pribadi. Dalam komunikasi interpersonal ada kesempatan kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita yang membuat komunikasi tersebut sangat menarik dan mengasyikkan untuk didiskusikan. Dengan membicarakan diri kita terhadap orang lain, kita memberikan seumber balikan yang luar biasa terhadap perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan dunia luar. Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal.
3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti. Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah sukap dan tingkah laku. Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah, banyak waktu yang terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk bermain dan kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan untuk menghabiskan wkatu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu. Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Ini juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita seari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah, dan sebagainya.

Komunikasi interpersonal yang efektif juga mempunyai 6 fungsi, yaitu berfungsi untuk:
a.membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu
b. menyampaikan pengetahuan atau informasi
c. mengubah sikap dan perilaku
d. pemecahan masalah hubungan antar manusia
e. citra diri menjadi lebih baik
f. jalan menuju sukses.

Dalam komunikasi interperonal komunikator kan komunikan dapat saja menemui hambatan,seperti:

a. Komunikator.
Hambatan dalam hal biologis, contohnya saja jika komunikatornya gagap dalam berbiaca, hambatan lain dalam hal psikologis adalah komunikator yang disergap rasa gugup dan rasa tidak nyaman.
b. Media.
Hambatan yang dapat terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi, seperti telepon, microphone, dll.
c. Komunikan.
Hambatan pada komunikan dalam hal biologis, dapat saja komunikan mengalami sulit pendengaran atau tuna rungu. Hambatan lain dalam hal psikologinya adlaha komunikan yang sulit berkonsentrasi dalam pembicaraan.

KOMUNIKASI BERMEDIA (MEDIA MASSA)



Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. Salah satu bentuk komunikasi bermedia adalah komunikasi bermedia massa.
Seringkali istilah "media massa" dan "komunikasi massa" dipergunakan untuk tujuan yang sama. Sesungguhnya kedua istilah tersebut adalah singkatan dari "media komunikasi massa" (media of mass communication).
Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Antara lain, Jalaluddin Rakhmat merangkum beberapa defenisi komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan "dapat" dalam defenisi ini menekankan pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah esensial (Rakhmat, 1992:189). Dalam membicarakan defenisi komunikasi massa ini banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yaitu media cetak dan elektronik (Nuruddin, 2004: 2).
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari media massa baik media massa cetak maupun elektronik. Mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi kita tidak lepas dari terpaan atau menerpakan diri terhadap media massa. Hal itu dapat dilihat dari animo individu atau masyarakat dalam mengakses berbagai program informasi melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
Dalam era komunikasi dan globalisasi dewasa ini, informasi menjadi suatu hal yang tak dapat dibendung lagi. Desa global (Global Village) menjadi suatu keniscayaan kemunculannya. Akibatnya, setiap kejadian yang ada di suatu Negara dalam beberapa saat bisa diketahui oleh masyarakat di seluruh dunia. Suka tidak suka, senang tidak senang, individu atau masyarakat tidak bisa lagi menghindari gencarnya pesan-pesan komunikasi yang disajikan media massa. Hidup manusia pun akan sangat bergantung pada media massa. Bahkan masyarakat yang terkenal religius pun tidak perlu lagi belajar kepada para pemuka keagamaan, mereka bisa belajar sendiri melalui media massa.
Jadi, Komunikasi bermedia dalam arti media massa dapat dilihat dari dua kacamata, yaitu komunikasi dan sosiologi. Dari sudut komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang menggunakan media massa, seperti surat kabar, radio, televisi dan film, termasuk buku-buku. Sedangkan dari perspektif sosiologi, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, seperti berpidato dihadapan massa. Dengan demikian termasuk juga buku, karena buku ditujukan kepada massa, yaitu masyarakat banyak yang menaruh minat dan memerlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar