Dijelaskan oleh
Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan
komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan
penalaran, menganalisis dan merenung. Sedangkan menurut Nina
(2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada
diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir.
Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan
bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan
komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik
sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya
sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya
sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip
oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses
pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.
Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder) melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik (feedback) terhadap pesan tersebut.
Adapun proses komunikasi intrapersonal adalah sebagai berikut:
Ø Sensasi
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.
Ø Asosiasi
Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Thorndike seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:
Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Thorndike seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:
a)
Hukum
latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan
respons sering terjadi, asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi
dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk
akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons dilatih (digunakan),
maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
b)
Hukum
akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara
stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin
meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh
seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka
kepuasan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
c)
Dari
pendapat Thorndike ini , kita dapat mengetahui bahwa sering terjadinya
pengalaman yang terjadi terhadap suatu peristiwa, maka semakin menguatkan
asosiasi dan pada gilirannya akan semakin menguatkan sensasi kita terhadap
peristiwa tersebut. Selain itu penguatan asosiasi juga terbentuk karena akibat
dari suatu peristiwa (asosiasi stimulus dan respon).
Ø Persepsi
Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.
Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.
Ø Memori
Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
a)
Perekaman
(encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit syaraf
internal.
b)
Penyimpanan
(storage) yang menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam
bentuk apa, dan di mana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif.
c)
Pemanggilan
(retrieval), yang dalam sehari-hari disebut mengingat kembali adalah
menggunakan informasi yang disimpan.
Ø Berpikir
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).
Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
a)
Keputusan
merupakan hasil berpikir, dan merupakan hasil usaha intelektual.
b)
Keputusan
merupakan pilihan berbagai alternatif.
c)
Keputusan
selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan
atau dilupakan.
Adapun faktor-faktor
personal yang sangat menentukan terhadap apa yang diputuskan, antara lain:
a. Kognisi.
Kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
b. Motif.
Biasa disebut
konatif/konasi, dorongan, gairah yang amat memengaruhi pengambilan keputusan.
c. Sikap.
Disebut juga
afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.
TEORI-TEORI
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
1. PSIKOLOGI
SOSIAL
Psikologi sosial
adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu
dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya psikologisosial
berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok
teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada
interaksi social antar manusia.
2. Teori
Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
Teori ini
menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang
inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding
untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan
dengan komputer.
Terdapat dua macam
memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori
ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
3. Teori Aus
Menurut teori ini,
memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat
bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin
jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan
memori.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Menurut beberapa
ahli komunikasi intrerpersonal dijabarkan sebagai berikut:
Menurut Devito
(1989), komunikasi interpersonal adlah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Menurut Burgon
& Huffner (2002), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan
kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to
face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya
atau faktual.
Kesimpulannya
komunikasi intrapersonal adalah proses penukaran informasi atau komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang secara langsung sehingga komunikan dapat melihat
dampak maupun reaksi yang diberikan oleh lawan biacaranya secara verbal maupun
non-verbal.
Pada hakekatnya
komunikasi interpersonal menurut Effendi adalah komunikasi antar komunikator
dengan komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap oleh Effendi adalah komunikasi
yang efektif dalam upaya megubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang,
karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik sifatnya langsung,
sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, apakah
respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil. Jika
ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Ada beberapa
tujuan dalam komunikasi interpersonal, 6 diantaranya sebagai berikut:
1. Menemukan
personal atau pribadi. Dalam komunikasi interpersonal ada kesempatan kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita yang membuat
komunikasi tersebut sangat menarik dan mengasyikkan untuk didiskusikan. Dengan
membicarakan diri kita terhadap orang lain, kita memberikan seumber balikan
yang luar biasa terhadap perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan dunia
luar. Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal.
3. Membentuk dan menjaga
hubungan yang penuh arti. Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah
membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu
dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan
menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah sukap
dan tingkah laku. Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka
memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang
tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan
percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah, banyak waktu yang terlibat dalam
posisi interpersonal.
5. Untuk bermain
dan kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir
pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada
umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan untuk menghabiskan wkatu. Dengan
melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan
yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di
lingkungan kita.
6. Untuk Membantu.
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya.
Ini juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita
seari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta,
berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah, dan sebagainya.
Komunikasi
interpersonal yang efektif juga mempunyai 6 fungsi, yaitu berfungsi untuk:
a.membentuk dan
menjaga hubungan baik antar individu
b. menyampaikan
pengetahuan atau informasi
c. mengubah sikap
dan perilaku
d. pemecahan
masalah hubungan antar manusia
e. citra diri
menjadi lebih baik
f. jalan menuju
sukses.
Dalam komunikasi
interperonal komunikator kan komunikan dapat saja menemui hambatan,seperti:
a. Komunikator.
Hambatan dalam hal
biologis, contohnya saja jika komunikatornya gagap dalam berbiaca, hambatan
lain dalam hal psikologis adalah komunikator yang disergap rasa gugup dan rasa
tidak nyaman.
b. Media.
Hambatan yang
dapat terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi, seperti telepon,
microphone, dll.
c. Komunikan.
Hambatan pada
komunikan dalam hal biologis, dapat saja komunikan mengalami sulit pendengaran
atau tuna rungu. Hambatan lain dalam hal psikologinya adlaha komunikan yang
sulit berkonsentrasi dalam pembicaraan.
Komunikasi
bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran
atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya
dan banyak jumlahnya. Salah satu bentuk komunikasi bermedia adalah komunikasi
bermedia massa.
Seringkali istilah
"media massa" dan "komunikasi massa" dipergunakan untuk
tujuan yang sama. Sesungguhnya kedua istilah tersebut adalah singkatan dari
"media komunikasi massa" (media of mass communication).
Banyak defenisi
tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi.
Antara lain, Jalaluddin Rakhmat merangkum beberapa defenisi komunikasi massa
sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan "dapat"
dalam defenisi ini menekankan pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima
komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah esensial (Rakhmat, 1992:189). Dalam
membicarakan defenisi komunikasi massa ini banyak ragam dan titik tekan yang
dikemukakannya. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah
kesamaan defenisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa, yaitu media cetak dan elektronik (Nuruddin,
2004: 2).
Kehidupan manusia
tidak dapat dipisahkan dari media massa baik media massa cetak maupun
elektronik. Mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi kita tidak lepas dari
terpaan atau menerpakan diri terhadap media massa. Hal itu dapat dilihat dari
animo individu atau masyarakat dalam mengakses berbagai program informasi
melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
Dalam era
komunikasi dan globalisasi dewasa ini, informasi menjadi suatu hal yang
tak dapat dibendung lagi. Desa global (Global Village) menjadi suatu keniscayaan
kemunculannya. Akibatnya, setiap kejadian yang ada di suatu Negara dalam
beberapa saat bisa diketahui oleh masyarakat di seluruh dunia. Suka tidak suka,
senang tidak senang, individu atau masyarakat tidak bisa lagi menghindari
gencarnya pesan-pesan komunikasi yang disajikan media massa. Hidup manusia pun
akan sangat bergantung pada media massa. Bahkan masyarakat yang terkenal
religius pun tidak perlu lagi belajar kepada para pemuka keagamaan, mereka bisa
belajar sendiri melalui media massa.
Jadi, Komunikasi
bermedia dalam arti media massa dapat dilihat dari dua kacamata, yaitu
komunikasi dan sosiologi. Dari sudut komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi
yang menggunakan media massa, seperti surat kabar, radio, televisi dan film,
termasuk buku-buku. Sedangkan dari perspektif sosiologi, komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, seperti berpidato dihadapan
massa. Dengan demikian termasuk juga buku, karena buku ditujukan kepada massa,
yaitu masyarakat banyak yang menaruh minat dan memerlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar